Kamis, 30 April 2009

PANTI ASUHAN SITINORAITI DIRESMIKAN, Skala 10 Feb 2009


* Dimodali empat orang berkebangsaan Prancis

Untuk menyelesaikan masalah anak-anak terlantar baik dengan membina mereka agar lebih produktif hingga mendirikan panti sosial berbasis keluarga telah banyak dilakukan di berbagai negara termasuk Indonesia. Panti Sosial yang ada di Indonesia ada yang dikelola oleh pemerintah ataupun masyarakat.

Sabtu (07/02) di Samosir telah diresmikan Panti Asuhan “Sitinoraiti” yang terletak di Jl. Hadrianus Sinaga Desa Pintusona Kecamatan Pangururan. Acara peresmian diawali dengan kebaktian yang dipimpin oleh Pendeta HKBP Pintusona dan ditandai dengan pembukaan tirai selubung papan nama. Acara ini dihadiri Lurah Pintusona, JK. Simbolon yang mewakili pemerintah setempat, masyarakat, tokoh adat dan tokoh agama.

Panti ini dimodali oleh empat orang berkebangsaaan Prancis, yang diketuai Ms. Sylvie Wilson. Dalam menjalankan kegiatan operasional panti asuhannya, Sitinoraiti akan menekankan kepada pembinaan mental yang tepat kepada setiap anak asuhnya dengan menumbuhkan rasa percaya diri yang tinggi bahwa setiap anak berhak untuk hidup yang layak dan mendapat pendidikan yang setinggi-tingginya.

Ketua Panti Asuhan Sitinoraiti yang sekaligus donatur, Ms. Sylvie Wilson mengatakan bahwa panti ini adalah seperti keluarga kecil. Jumlah anak asuh maksimal 16 orang bukan hanya karena keterbatasan biaya tetapi juga dengan anak asuh yang sedikit, kita bisa memberi perhatian penuh dalam hal pendidikan, sekolah, kesehatan dan kasih sayang. Kita bisa mengikuti keinginan setiap anak asuh apa dan bagaiman keinginan mereka. Panti ini berdiri bukan hanya memberi makan, pakaian, pendidikan, kesehatan dengan seadanya. Tetapi untuk menciptakan kounitas yang baik dan lingkungan yang lebih baik, jika anak asuh sedikit, kita bisa memberi mereka kehidupan yang lebih baik dan perhatian yang lebih. Panti ini menerima semua suku ataupun agama, karena kita tidak memperdulikan perbedaan ataupun latar belakang karena di Indonesia semua suku bangsa dan Agama bisa hidup rukun bersama dan tak terkecuali di Panti Asuhan Sitinorati.

Manager Panti Asuhan Sitinoraiti, Ganda N. Nainggolan mengucapkan terima kasih kepada pemerintah Samosir yang memberikan ijin untuk mendirikan panti ini dan harus bisa menjadi berkat bagi orang lain dan masyarakat sekitar. Untuk keselarasan tujuan dan donator yang terbatas, maka anak asuh yang ditampung di Panti Asuhan siti Noraini adalah mereka yang sudah yatim piatu, berkemauan belajar dengan usia antara nol hingga enam belas tahun dan maksimal enam belas orang. Panti Asuhan ini tidak akan dihuni oleh hanya kaum kristiani melainkan oleh semua agama dan suku sehingga menjadi tempat pendidikan dimana anak-anak belajar tidak saling membeda-bedakan akan tetapi betul-betul akan diwarnai cinta kasih dan sayang. Kedepanya panti ini akan berusaha menjalin kerjasama dengan Dinas Soial dan Dinas Pendidikan Kabupaten Samosir dan pihak-pihak lain yang ingin membantu dan mendukung kehadiran dan keberadaan panti asuhan ini. Bagi anak-anak sekitar, dipersilahkan datang untuk membaca buku ataupun untuk melatih kemampuan berbahasa asing khususnya bahasa Prancis karena panti ini memiliki taman bacaan gratis. Untuk saat ini, Panti Asuhan Sitinoraiti belum memiliki anak asuh dan berharap untuk segera memiliki anak asuh untuk didik dan dilindungi.

Lurah Pintusona JK. Simbolon menyampaikan ucapan terima kasih atas nama pemerintah Kabupaten Samosir khususnya dan pemerintah Indonesia umumnya kepada donatur yang telah memberikan bantuan untuk mendirikan panti ini dan mengatakan cukup bahagia dengan keberadaan panti ini. Masyarakat terutama anak-anak sekolah bisa meminjam buku dari panti ini karena panti ini memiliki taman bacaan. Beberapa hari terakhir terlihat banyak anak-anak sekolah ataupun penduduk setempat yang mengunjungi panti ini dan sudah terlihat dampak positifnya, anak-anak sudah bisa mengerti bahasa Inggris walau hanya sedikit. Dari lokasi panti yang di pesisir Danau Toba, memiliki taman bermain dan taman bacaan, panti ini sangat mengundang untuk dikunjungi. Dan berharap dimasa mendatang anak-anak panti bias menjadi generasi yang berhasil dan tidak tertutup kemungkinan menjadi tempat lahirnya pemimpin daerah.

Perlu ditingkatkan pemberdayaan baik dari swasta maupun dari masyarakat dan pemerintah untuk terus berusaha baik dari segi dana dan tenaga agar masalah anak terlantar segera teratasi minimal jumlahnya berkurang.

Salah seorang warga, Manullang (45) mengatakan cukup bahagia dengan adanya panti ini. Karena anak-anak sekitar bisa datang bermain dan membaca buku dan berharap semoga panti ini bisa menjadi berkat bagi sesama terutama masyarakat sekitar panti.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar