Kamis, 30 April 2009

PEMBINAAN PENYULUH AGAMA KRISTEN SE-SAMOSIR, Skala 16 Feb 2009


* Pengarus utamaan Gender


Untuk melaksanakan pembangunan dibutuhkan peran serta aktif seluruh unsur masyarakat baik laki-laki maupun perempuan sehingga terbentuk suatu masyarakat yang sejahtera baik jasmani maupun rohani. Pemkab Samosir melalui Departemen Agama dan Pimpinan Denominasi Gereja se-Samosir mengadakan Pembinaan Penyuluh Agama Kristen di Sopo Toba Hotel Ambarita Kecamatan Simanindo Kabupaten Samosir (13/02-14/02) yang salah satu upaya meningkatkan pemahaman tentang keadilan dan kesetaraan gender menurut pandangan Kristen.

Dalam kata sambutannya Wakil Bupati Samosir Ober Sihol P. Sagala SE menyampaikan penghargaan setinggi-tingginya atas kegiatan ini demi membangun serta meningkatkan pemahaman masyarakat tentang pentingnya pemahaman kesetaraan kesejajaran maupun kemitraan antara perempuan dengan laki-laki.

Berdasarkan pertimbangan kemampuan dan potensi sumber daya manusia, pemerintah telah memberikan porsi yang sama terhadap perempuan dan laki-laki. Dalam kesamaan kesempatan dalam konteks sosial, ekonomi, dalam tatanan pemerintahan sudah banyak posisi ataupun kedudukan penting yang dijabat oleh perempuan.

Pengarusutamaan gender merupakan salah satu strategi pembangunan untuk mencapai kesetaraan dan keadilan gender melalui pengintegrasian pengalaman, aspirasi, kebutuhan dan permasalahan perempuan dan laki-laki kedalam perencenaan, pelaksanaan, pemantauan dan evaluasi dari seluruh kebijakan dan program proyek dan kegiatan di berbagai bidang kehidupan dan pembangunan. Kesetaraan antara perempuan dan laki-laki merupakan suatu kondisi yang adil. Perempuan sejajar dengan laki-laki baik dari status sosial, ekonomi budaya dan agama. Iman Kristen yang sejak dulu telah memiliki visi kesetaraan gender dan menolak tegas ketidakadilan. Wabup mengharapka, Iman Kristen tentang kesetaraan gender dapat diimplementasikan melalui tugas pelayanan masing-masing sehingga diharapkan menjadi teladan bagi sesama.

Kakandepag Samosir, Drs. Folulu F. Laia mengharapkan pembinaan ini dapat menjadi alternatif pembahasan tentang pandangan Kristen terhadap kesetaraan dan keadilan gender dari perspektif Kristen dan mengharapkan kritik dan saran positif untuk perbaikan pandangan terhadap wanita pada waktu-waktu yang akan datang.

Ketua Panitia, Ayub DT. Tampubolon, MTh mengatakan bahwa tujuan pelaksanaan kegiatan ini adalah meningkatkan pemahaman tentang keadilan kesetaraan gender, memotivasi penyuluh agama Kristen untuk meningkatkan partisipasinya nyata dalam mensukseskan penatalayanan gereja dalam pengarustamaan gender

Ayub DT. Tampubolon, MTh mengharapkan terwujudnya Penyuluh Agama Kristen yang profesional, berkualitas, bertanggung jawab dan mampu berperan dalam pembangunan dan penatalayanan pemahaman gender, para penyuluh bisa melihat situasi yang berkembang ditengah masyarakat dan membantu pemerintah untuk mengembangkan serta membina kerukunan beragama dan berpartisipasi aktif dalam mensukseskan pembangunan di segala bidang serta mempererat persatuan dan kesatuan bangsa yang di mulai dari umat Kristen, Penyuluh memahami kebijaksanaan pemerintah dlam bidang agama dan menerapkannya di dalam tugas dan pelayanannya di lapangan.

Praeses HKBP Distrik VII Samosir Pdt. R. Lumban Raja, STh mengatakan kesamaan martabat dan harkat didalam kehidupan sehari-hari baik didalam rumah tangga, keluarga, adat, Gereja dan masyarakat terutama harkat dan martabat kaum perempuan harus dijunjung tinggi. Laki-laki dan perempuan mempunyai hak yang sama untuk menjadi pemimpin bangsa, Gereja dan badan-badan lainnya. Gereja perlu memberi teladan di dalam mencapai kesamaan hak laki-laki dan perempuan dengan memberi motivasi untuk pelayanan perempuan di dalam pelayanan Gereja. Dan mencegah oknum-oknum yang memperjual belikan perempuan dan juga mencegah mereka yang ingin melakukan tindak kekerasan kepada kaum perempuan.

R. Artha Sitinjak, Pembina GOW Samosir mengatakan kesamaan kondisi bagi laki-laki dan perempuan untuk memperoleh kesempatan dan hak-haknya sebagai manusia, agar mampu berperan dan berpartisipasi dalam kegiatan politik, ekonomi, sosial budaya, pertahanan dan keamanan nasional dan kesamaan dalam menikmati hasil pembangunan. Dengan tidak adanya diskriminasi terhadap perempuan merupakan pola pikir masyarakat Batak yang maju dimana masyarakat Samosir mayoritas Kristen da Katolik, sehingga masyarakat Samosir boleh menjadi garam dan terang dunia. Persamaan hak antara perempuan dan laki-laki harus dimulai dari keluarga, masyarakat dan bangsa da harus mengoptimalkan potensi perempuan dalam hal pembangunan untuk mewujudkan kesejahteraan masyarakat.

Hadir juga dalam acara ini sebagai pembicara ataupun pembina, Pdt. Dr. Langsung Sitorus MTh, Sekum PGI Sumut yang menjelaskan pengertian perempuan dalam pandangan adat Batak dan menurut Kristen/Alkitab dan mengharapkan kepada seluruh Penyuluh Agama Kristen yang hadir sat itu, harus menjadi garam dan terang di tengah-tengah masyarakat dan bisa menjadi berkat bagi sesama.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar