Kamis, 30 April 2009

PASAR TRADISIONAL PANGURURAN RAWAN COPET, Skala 4 Maret 2009

Diduga pelaku dari luar Samosir

Hati siapa tak miris ketika melihat seorang ibu yang separuh baya dengan menggendong bayinya menangis sembari menghempaskan badan diatas lantai pekan hampir bergulingan menangisi nasibnya yang apes kena copet.
Seluruh uang hasil penjualan tiga ekor ayam ditambah penghasilan kopi dari kebun selama satu minggu yang dikumpul sangibu dimasukkan kedalam dompet kecil menunggu sejenak sebelum dibelanjakan,tiba tiba leong diambil copet demikian teman korban memberikan penjelasan kepada Skala .
Yang jelas jumlahnya kisaran ratusan ribu rupiah yang akan digunakan membeli keperluan buat satu minggu,ujar yang lain sembari mencoba menenteramkan si korban.
Kejadian semacam ini(copet) sepertinya sudah lama berlangsung di pekan(pasar tradisional) tiap hari Rabu di Pangururan Samosir.
Aksi copet sepertinya sudah sering terjadi di pekan tersebut,apalagi dimusim sesuatu komoditi mengalami harga naik,serta menjelang tahun baru atau Natalan ketika para perantau mudik tambah sumber Skala.
Diperkirakan pelaku aksi copet ini datang dari luar daerah secara berkelompok,terdiri dari tiga empat orang.
Aksi copet ini sudah sejak lama tercium oleh pihak aparat petugas di Pangururan,namun hingga saat ini belum ada yang tertangkap tangan.
Yang menjadi sasaran target pelaku,biasanya warga yang baru usai melakukan transaksi dari toko perhiasan(emas),cukup rawan.
Diduga,pelaku sudah memata-matai korbannya dengan asumsi perkiraan yang tepat,jika bukan barang tentunya uang.
Untuk mencegah bertambahnya korban copet di pasar tradisional Pangururan,diharapkan kerjasama seluruh elemen melakukan pencegahan melalui usaha peningkatan kewaspadaan,dengan himbauan jangan membawa barang perhiasan/mahal ketika berbelanja ujar Jamontang Simarmata seorang pemerhati masyarakat di Pangururan.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar