Kamis, 30 April 2009

SEMINAR NASIONAL STUDI DAMPAK PENCEMARAN DANAU TOBA, Skala 1 Feb 2009


· Persentasi Laporan Akhir Tim Ahli dan Tim Peneliti

· PT Aquafarm Nusantara mengkonsumsi 200 ton pakan ikan per hari

Seperti yang pernah diberitakan beberapa waktu yang lalu, Pemkab Samosir, melalui Badan Lingkungan Hidup Penelitian dan Pengembangan (BLHPP) bekerja sama dengan Badan Pengendalian Lingkungan Daerah (Bapedalda) Sumatera Utara beserta tim ahli dan tim peneliti telah mengambil sample air dari 53 titik disekitar lokasi operasi KJA PT Aquafarm Nusantara di Desa Simangambat, Desa Hutaginjang, Desa Silima Lombu Kecamatan Simanindo pada akhir tahun lalu. Laboratorium yang terakreditas yang hanya dimiliki oleh Bapedaldasu dihunjuk sebagai laboratorium untuk penelitian. Hasil Laboratorium telah di teliti dan dikaji oleh para pakar dan di sampaikan pada Seminar Nasional Studi Dampak Pencemaran Pada Lokasi Keramba Jaring Apung (KJA) PT. Aquafarm Nusantara di Hotel Duma Sari Tuktuk Siadong Kecamatan Simanindo (30/01).

Seminar ini dihadiri oleh Wabup Samosir Ober Sihol P. Sagala, Humas Samosir, Marolop Sagala, Muspika Simanindo, utusan dari tujuh kabupaten yang mengitari Danau Toba, Dirjen Perikanan, Universitas Nommensen Medan, Universitas Sumatera Utara, Tokoh Masyarakat, Tokoh Agama, Wisatawan, dan pemerhati lingkungan.

Dalam kata sambutannya kepada para undangan Wabup Samosir mengucapkan selamat datang ke Kabupaten Samosir. Lebih lanjut Wabup mengatakan bahwa saat ini Samosir sedang berbenah diri dan kehadiran para undangan merupakan berkah bagi Samosir. Masalah Lingkungan hidup adalah tanggung jawab setiap lapisan masyarakat. Dan masalah pencemaran Danau Toba tidak hanya menjadi tanggung jawab Kabupaten Samosir. Kedepannya delapan Kabupaten yang mengitari Danau Toba harus saling bekerja sama dalam penyelesaian pencemaran Danau Toba dan penyelamatan ekosistem Danau Toba.

Para pakar yang mempersentasikan hasil analisanya adalah Jamahir Gultom Ph.D, (Tim Ahli Kabupaten Samosir, Staf Pengajar Departemen Kimia FMIPA USU Medan, Staf Pengajar Sekolah Pasca Sarjana USU Program S2 dan S3 Kimia) beserta Pohan Panjaitan Ph.D ( Staf Pengajar/Dekan Fakultas Peternakan/Wakil Rektor IV Universitas HKBP Nommensen Medan).

Kedua ahli ini memaparkan tingkat pencemaran dan unsur-unsur kimia yang ada di disekitar lokasi operasi KJA PT Aquafarm Nusantara. Ditemukannya zat-zat berbahaya yang terkandung dalam air Danau Toba seperti Amonia yang pada konsentrasi tertentu bisa mengakibatkan iritasi pada mata dan saluran pernafasan. Dan pada konsentrasi tertentu cairan amonia bisa membakar kulit dan jika tertelan akan mengakibatkan kerusakan pada organ dalam tubuh.

Pohan Panjaitan Ph.D mengasumsikan bahwa dari 200 ton pakan ikan per hari yang dipergunakan PT Aquafarm Nusantara walau habis dikonsumsi ikan, tetap saja ada pencemaran air yakni dari urine dan feses ikan yang menghasilkan Nitrogen dan Posfor. Pohan Panjaitan Ph.D mengharapkan agar Ekonomi, Ekologi dan Sosial bisa berjalan seimbang terutama di daerah pesisir Danau Toba. Kedua pakar ini mengharapkan dengan kondisi Danau Toba yang tercemar seperti sekarang ini, diadakannya penentuan zonasi, KJA yang berwawasan lingkungan hidup dan pelatihan pemberdayaan/budi daya ikan sehingga perikanan dan pariwisata tetap berjalan dan PT Aquafarm mengalokasikan dana untuk pemeliharaan lingkungan hidup terutama Danau Toba.

Kepala Badan Lingkungan Hidup Penelitian dan Pengembangan (BLHPP) Kabupaten Samosir, Ir. Darwin L. Harianja mengatakan bahwa seminar ini merupakan langkah awal dari semua pihak terutama Pemkab Samosir untuk menindak lanjuti pencemaran Danau Toba dan penyelamatan ekosistem dan keseimbangan ekologi yang ada di Danau Toba. Dan kedepan akan diadakan penelitian lebih lanjut tentang pencemaran Danau Toba dan seminar yang diadakan merupakan starting point (titik awal).

Ir. Darwin L. Harianja mengajak tujuh kabupaten lain untuk bekerja sama dalam menangani masalah Danau Toba. Dan mengharapkan dengan adanya seminar ini menggugah pemilik Hotel dan masyarakat untuk lebih memperhatikan limbah yang mereka hasilkan ataupun untuk mengolah limbah mereka.

Desa Silima Lombu Kecamatan Simanindo yang menjadi tempat penumpukan ikan busuk dari PT Aquafarm Nusantara akan diberikan alternatif oleh BLHPP Samosir. Ikan busuk akan dijadikan sebagai bio gas yang bisa dipergunakan masyarakat untuk memasak ataupun menjadikan ikan busuk sebagai pupuk yang bisa mengurangi penggunaan pupuk kimia oleh petani.

Senada dengan hal tersebut, Kabid Penelitian dan Pengembangan (BLHPP) Samosir Ir. Jawaris Sinaga Msi mengharapkan dengan seminar ini penanggulangan masalah pencemaran Danau Toba akan ditingak lanjuti dilakukan secara bersama oleh seluruh lapisan masyarakat dan seluruh Pemerintah Kabupaten di pinggiran Danau Toba bersama Pemprovsu sehingga kelestarian Danau Toba akan dapat terpelihara dan ekosistem tetap terjaga

Tidak ada komentar:

Posting Komentar